Pages

Rabu, 31 Juli 2013

Arie Setiabudi Soesilo, Doktor Sosiologi Ber-IPK 3,98



DEPOK - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) kembali menelurkan Doktor di bidang sosiologi. Arie Setiabudi Soesilo dalam sidang promosi doktornya di AJB Juwono Sudarsono FISIP UI meraih predikat cumlaude atau nilai sempurna dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98.

Dalam disertasinya, Ari mengambil topik Jaringan Purnawirawan TNI dalam Politik; Studi dengan Pendekatan Actor-Network Theory tentang Masuknya Purnawirawan TNI ke Ranah Politik dalam Pembentukan Karakteristik Relasi Sipil-Militer Pasca Reformasi TNI.

Dalam penelitiannya dia menjelaskan fenomena masuknya purnawirawan TNI ke dalam partai politik dan menduduki jabatan politik yang dilakukan dengan cara menggambarkan mediators yang ada di sekitar informan kunci.

Terdapat beberapa actant nonhuman yang berelasi dengan informan kunci yang kemudian membentuk pilhan tindakannya untuk terjun dalam politik. Arie juga menyebutkan bentuk partisipasi politik Purnawirawan TNI memiliki beragam wujud di antaranya, beberapa menjadi inisiator dan deklarator berdirinya partai politik.

Purnawirawan TNI yang masuk kategori pendiri parpol cenderung menjadikan partai politiknya sebagai kendaraan politik untuk menjadi presiden ataupun wakil presiden.

TOKOH SOSIOLOGI INDONESIA YANG MENJADI MENTERI



Andi Alifian Mallarangeng
(lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Maret 1963; umur 50 tahun) adalah seorang pengamat politik Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia juga pernah menjabat sebagai juru bicara kepresidenan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga menjabat pemimpin redaksi situs web presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada 7 Desember 2012, ia resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus proyek pusat olahraga Hambalang Bogor, Jawa Barat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi

Kehidupan awal
Ayahnya, Andi Mallarangeng Sr. (1936-1972) adalah wali kota Parepare yang menjadi wali kota pada usia 32 tahun. Ayahnya meninggal dunia pada usia 36 tahun, ketika Andi junior berusia 9 tahun. Sejak itu, ibunya, Andi Asni Patoppoi dan kakeknya, Andi Patoppoi (1910-1977), Mantan Bupati Grobogan, Jawa Tengah dan juga Bupati Bone, Sulawesi Selatan yang membesarkannya. Kakeknya ini adalah salah seorang tokoh pemuda Sulawesi Selatan yang berhasil membujuk raja-raja di Sulawesi Selatan untuk mendukung dan menyerahkan kedaulatannya kepada Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Dari ayah dan kakeknya, ia belajar tentang semangat keindonesiaan yang mengatasi semangat kedaerahan, dari mereka pula ia belajar tentang nilai-nilai kedaerahan yang memperkaya nilai-nilai keindonesiaan. Dan dari ibunya belajar tentang hidup sebagai suatu perjuangan.

Pendidikan
Andi Alfian Mallarangeng meraih gelar Doctor of Philisophy di bidang ilmu politik dari Northern Illinois University (NIU) Dekalb, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1997. Di universitas yang sama, ia meraih gelar Master of Science di bidang sosiologi. Sedangkan gelar Drs Sosiologi diraihnya dari Fisipol Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada tahun 1986.

Departemen Sosiologi FISIP UNAIR

Program Studi Sosiologi dikembangkan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP UNAIR). Program Studi Sosiologi ini tercatat sebagai program studi pertama dan karena itu tertua di lingkungan fakultas ini—yang didirikan pada tahun 1978 sehingga seumur dengan fakultas yang mewadahinya. Alasan pendirian program studi ini dimaksudkan untuk suatu kepentingan pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia, khususnya kepentingan Jawa Timur. Latar ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pembangunan acapkali mengakibatkan terjadinya sejumlah situasi sosial problematik yang memerlukan kajian, telaah dan analisis sosiologis.

     Ketika Program Studi Sosiologi dibentuk di FISIP Universitas Airlangga tahun 1978, tiga universitas di Indonesia yakni, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Hasanuddin— telah lebih dahulu berdiri program studi sosiologi. Sementara itu, di Jawa Timur,  setelah Universitas Airlangga, Universitas Negeri Jember menyusul sebagai  universitas negeri kedua yang membuka Program Studi Sosiologi. Beberapa universitas lainnya, seperti Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Brawijaya, IAIN Sunan Ampel, Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Trunojoyo kemudian menyusul.

Tentang Jurusan Sosiologi UGM



Jurusan Sosiologi didirikan pada tanggal 19 September 1955. Jurusan ini menjadi bagian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam rangka menghasilkan sarjana sosiologi yang kritis, baik sebagai akademisi maupun praktisi, Jurusan Sosiologi selama ini telah mengembangkan tiga konsentrasi studi yakni: Sosiologi Politik, Sosiologi Pembangunan, Sosiologi Ekonomi. Penentuan konsentrasi tersebut tidak dilakukan secara kaku melainkan lewat pengambilan mata kuliah pilihan. Jurusan Sosiologi secara professional mampu mengkritisi berbagai masalah pembangunan pada umumnya, dan juga pembangunan politik maupun ekonomi yang benar-benar mempertimbangkan berbagai latar belakang dan karakteristik sumber daya manusia yang menjadi subyek kajian maupun perencanaan pembangunan guna meminimalkan dampak dari perubahan sosial. Sampai saat ini ketiga konsentrasi tersebut masih menjadi andalan bagi civitas akademika jurusan maupun alumni untuk mengembangkan berbagai kajian faktual yang ada di masyarakat. Ketiga konsentrasi tersebut mampu menjadi daya dorong bagi pengembangan wacana sosiologis baru dikalangan akademisi maupun khalayak umum. Mahasiswa jurusan sosiologi akan menyelesaikan pendidikan S1-nya setelah menempuh 144 SKS dan lulus ujian skripsi sebagai persyaratan akhir. Lulusan Jurusan Sosiologi mendapat gelar akademik Sarjana Sosial (S.Sos).

DEPARTEMEN SOSIOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA



Sosiologi UI adalah pusat unggulan pendidikan tinggi, penelitian dan publikasi, serta pengabdian masyarakat yang secara nasional dan regional memiliki keahlian dalam  perencanaan, pengelolaan program pembangunan sosial, memecahkan berbagai permasalahan sosial dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sosial
Staf Akademik

  1. Arie S. Soesilo, Drs (UI), M.Sc (Purdue University)
  2. Dody Prayogo, Drs (UI), MPSt (University of Queensland)
  3. Erna Karim, Dra (UI), M.Phil (Universitas Kebangsaan Malaysia), M.Si (IPB)
  4. Evelyn Suleeman, Dra (UI), MA (Michigan State University)
  5. Francisia SSE Seda, Dra (UI), MA (Cornell University), Ph.D (University of Wisconsin-Madison)
  6. Gumilar R. Somantri, Drs (UI), Dr (Bielefeld University)
  7. Hanneman Samuel, Drs (UI), M.Phil (Kent University), Ph.D (Swinburne Institute of Technology)
  8. Hari Nugroho, Drs (UI), MA (ISS-Den Haag)
  9. Ida Ruwaida Noor, Dra (UI), M. Si (UI)
  10. Imam B. Prasodjo, Drs (UI), MA (Kansas State University), Ph.D (Brown University)
  11. Iwan Gardono Sujatmiko, Drs (UI), Ph.D (Harvard University)
  12. J.F Warrouw, Drs (UI), MA (University of Ohio-Atens), Kandidat Doktor (UI)
  13. Kamanto Sunarto, Prof, SH (UI), Ph.D (University of Chicago)

Bapak Sosiologi Muslim Dunia Ibnu Khaldun




A.  Biografi dan Pendidikan
Segala bidang intelektual dibentuk oleh setting sosialnya, terutama berlaku untuk ilmu sosial seperti sosiologi dimana  tidak hanya berasal dari kondisi sosialnya, tetapi juga menjadikan lingkungan sosial sebagai basis masalah pokoknya. Kebanyakan dari masyarakat menganggap istilah sosiologi itu muncul dari peradaban barat sebagai fenomena yang relatif modern. Sebenarnya, istilah sosiologi tidak hanya berasal dari tokoh sosiolog barat, namun ada juga tokoh sosiologi yang berasal dari negeri muslim, seperti Ibnu Khaldun. Tokoh yang dibahas ini memiliki nama lengkap yaitu Waliy al-Din ‘Abd al-Rahman bin Muhammad bin Muhammad binMuhammad bin al-Hasan bin Jabir bin Muhammad ibn Ibrahim bin ‘Abdal-Rahman bin Khaldun (Suharto, 2006).
Tokoh sosiologi muslim yaitu Ibnu Khaldun merupakan seseorang yang berkebangsaan Tunisia. Ia lahir di Tunisia, Afrika Utara pada permulaan bulan ramadhan tanggal 27 Mei 1332 (Faghirzadeh dalam Ritzer, 2004:8). Terlahir dari keluarga Andalusia (Spanyol) yang berimigrasi dari Andalusia (Spanyol) ke Tunisia pada pertengahan abad ke 7 H dan juga merupakan keluarga terpelajar, Ibnu Khaldun mengenyam pendidikan dengan masuk ke sekolah al-Quran, kemudian mempelajari ilmu matematika dan sejarah. Semasa hidupnya, ia bekerja sebagai duta besar, bendeharawan, dan anggota dewan penasihat Sultan di berbagai negara seperti Tunisia, Maroko, Spanyol, dan Aljazair. Seorang Ibnu Khaldun bukan hanya orang yang memiliki akar yang kuat dalam hal keagamaan, ilmu tassawuf, fikih, dan bahasa Arab, tetapi juga sebagai sarjana yang mempelajari dan menguasai ilmu-ilmu sosial. Semua yang ada dalam dalam hidup Ibnu Khaldun merupakan turunan dari ayahnya sendiri yaitu Abu Abdullah Muhammad. Setelah lama malang melintang dalam dunia perpolitikan ayah Ibnu Khaldun mengundurkan diri dan mengabdikan diri kepada dunia ilmu pengetahuan dan kesufian, ahli bahasa dan sastra Arab.
Ayah Ibnu Khaldun meninggal karena terkena penyakit pes yang mewabah pada tahun 1348-1349 M, pada waktu itu Ibnu Khladun baru berumur tujuh belas tahun. Akibatnya, Ibnu Khaldun tidak bisa melanjutkan studinya di Tunisia, dan juga pindahnya para ulama dan sastrawan yang mengajari Ibnu Khaldun ke Magrib, al-Aqsa akibat serangan wabah pes. Namun Ibnu Khaldun tidak patah semangat. Di masa muda, ia bekerja di istana Abu Inan Fez pada tahun 755 Hijriyah (1354 M). Namun nasib sial pernah dialaminya, Ibnu Khaldun pernah mengalami kehidupan di balik penjara sebagai narapidana selama 2 tahun di Maroko karena keyakinannya bahwa penguasa negara bukanlah pemimpin yang mendapatkan kekuasaan dari Tuhan (Ritzer dan Goodman, 2004:8).

Selasa, 30 Juli 2013

Sekilas Tentang Pengembangan Kurikulum



Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Definisi yang dikemukakan terdahulu menggambarkan pengerian yang membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang sesungguhnya terjadi di kelas (instruction/pengajaran). Memang banyak ahli kurikulum yang menentang pemisahan ini, tetapi banyak pula yang menganut pendapat adanya perbedaan antara keduanya. Kelompok yang menyetujui pemisahan itu beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana yang mungkin saja terlaksana tapi mungkin juga tidak, sedangkan apa yang terjadi di sekolah /kelas adalah sesuatu yang benar – benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana tetapi mungkin juga berbeda atau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan. Perbedaan titik pandang ini tidak sama dengan perbedaan cara pandang antara kelompok ahli kurikulum dan ahli pengajaran. Baik ahli kurikulum maupun ahli pengajaran mempelajari fenomena kegiatan kelas, tetapi dengan latar belajang teoretis dan tujuan yang berbeda. Sementara itu, Unruh dan Unruh (1984: 97) mengatakan bahwa proses pengembangan  kurikulum adalah “a complex process of assessing needs, identifying desired learning outcomes, preparing for instruction to achieve the outcomes, and meeting the cultural, social, and personal needs that the curriculum is to serve.”

Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

1. Rencana Pelajaran 1947

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utam kurikulum ini adalah lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.

Prospek Pekerjaan Lulusan Sarjana Sosiologi




No.
Macam Kompetensi
Kualifikasi Bidang Kerja
Instansi
1.
Kompetensi utama:
1. Pemahaman teori umum
2. Metodologi penelitian (kuantitatif dan kualitatif)
3. Analisis dan interpretasi data (kuantitatif dan kualitatif)
4. Kemampuan diplomasi (negosiasi, retorika)
5. Network (modal sosial)
6. Leadership
7. Penguasaan IT
Bidang Kerja Utama:
a. Social Analist
b. Peneliti/ Ilmuwan
c. Konsultan
d. Perencana
Pembangunan
e. Tenaga Pendidik
- Instansi Pemerintah
(Misal; Bappenas/ Bappeda, Depsos, Menko Kesra dan Taskin, MenNeg Pemberdayaan Perempuan, Depdiknas, Deptan dan Legislatif)
- Instansi Swasta (Corporate dan Sosial).
2.
Kompetensi Pendukung:
1. Metode Pemberdayaan Masyarakat
2. Communication Skill
3. Bahasa Inggris
4. Managerial skill
5. Pengembangan diri (ESQ).
6. Menulis ilmiah
Bidang Kerja Tambahan:
a. NGO
b. Jurnalis
c. Wirausaha Mandiri
d. Analis Pasar
- Instansi Swasta nasional maupun Transnasional
- Kerja mandiri

Sebenarnya banyak peluang dan kesempatan karir yang bisa dicapai oleh sarjana sosiologi, seperti perkerjaan sebagai guru, dosen, peneliti atau konsultan. Untuk yang berminat bekerja sebagai dosen di PTN/PTS disarankan untuk melanjutkan kuliah program S2 atau bergelar master. Peluang untuk jadi guru di SMU di sejumlah wilayah di Indonesia sangat terbuka lebar sejak beberapa tahun terakhir ini.

KONFLIK MADURA DAN DAYAK DI KALIMANTAN BARAT ANALISIS DENGAN MENGUNAKAN KAJIAN SOSIOLOGI TERAPAN



            Indonesia merupakan salah satu negara multikultural yang terdiri dari pulau, suku bangsa, agama, budaya dan tradisi dari masing – masing daerah memiliki keragaman dan keunikan sendiri. Keberagaman ini dipersatukan dalam sebuah kebinekaan yang bersatu menjadi negara kesatuan Indonesia, atau yang sering kita dengar dan kita sebut sebagai Negara Kesatuan Republik. Sebuah keragaman dan perbedaan karakter dari masing – masing daerah sangatlah sulit dipersatukan tanpa adanya kesadaran dari diri individu, keberagaman kadang pula dapat berpotensi konflik antar daerah, suku , ras, agama disetiap daerah. Etnis berasal dari istilah Yunani “etnichos” yang secara harfiah digunakan untuk menerangkan keberadaan sekelompok penyembah berhala atau kafir. Dalam perkembangannya, istilah etnik mengacu pada kelompok yang fanatic dengan ideologiny. Para ahli ilmu social pada umumnya memahami kelompok etnik sebagai sekelompok penduduk yang mempunyai kesamaan sifat – sifat kebudayaan: missal bahasa, adat istiadat, perilaku budaya karakteristik budaya dan sejarah. Suku bangsa adalah golongan social yang dibedakan dari golongan – golongan social lainya oleh karena mempunyai ciri – ciri yang paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal serta kebudayaan. Suatu kebudayaan yang hidup dalam masyarakat dapat berwujud beranekaragam dan memiliki ciri khas masing – masing dari suatu kelompok atau daerah. Dalam hal ini banyak factor yang mempengaruhi seperti factor lingkungan geografis yang memisahkan kita dari daerah lain karena kita merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari pulau – pulau.

10 Tokoh Sosiologi Indonesia

Arief Budiman

Lahir di Jakarta, 3 Januari 1941, dilahirkan dengan nama Soe Hok Djin, adalah seorang aktivis demonstran Angkatan '66 bersama dengan adiknya, Soe Hok Gie. Pada waktu itu ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia di Jakarta. Ayahnya seorang wartawan yang bernama Soe Lie Piet.

Sejak masa mahasiswanya, Arief sudah aktif dalam kancah politik Indonesia, karena ia ikut menandatangani Manifesto Kebudayaan pada tahun 1963 yang menentang aktivitas LEKRA yang dianggap memasung kreativitas kaum seniman.

Kendati ikut melahirkan Orde Baru, Arief bersikap sangat kritis terhadap politik pemerintahan di bawah Soeharto yang memberangus oposisi dan kemudian diperparah dengan praktik-praktik korupsinya. Pada pemilu 1973, Arief dan kawan-kawannya mencetuskan apa yang disebut Golput atau Golongan Putih, sebagai tandingan Golkar yang dianggap membelokkan cita-cita awal Orde Baru untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis.

Belakangan Arief "mengasingkan diri" di Harvard dan mengambil gelar Ph.D. dalam ilmu sosiologi serta menulis disertasi tentang keberhasilan pemerintahan sosialis Salvador Allende di Chili.

Kembali dari Harvard, Arief mengajar di UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) di Salatiga. Ketika UKSW dilanda kemelut yang berkepanjangan karena pemilihan rektor yang dianggap tidak adil, Arief melakukan mogok mengajar, dipecat dan akhirnya hengkang ke Australia serta menerima tawaran menjadi profesor di Universitas Melbourne.

Pada bulan Agustus 2006, beliau menerima penghargaan Bakrie Award, acara tahunan yang disponsori oleh keluarga Bakrie dan Freedom Institute untuk bidang penelitian sosial.

Senin, 29 Juli 2013

MENGAPA POLITIK DINASTI HARUS DICEGAH






Walaupun dalam status di facebook dan twitter saya selalu menyerukan untuk tidak menerima proses regenerasi kekuasaan melalui garis turunan sedarah atau yang populer disebut politik dinasti, sebenarnya saya tidak alergi dengan politik dinasti, asalkan saja terbentuknya dinasti politik dari proses tersebut, dilalui melalui tahapan yang jujur dan adil. Karena adalah hak konstitusional setiap anak bangsa, apakah istri, anak, mertua, menantu, adik atau adik ipar, di negara yang menganut demokrasi seperti Indonesia, untuk memperoleh posisi atau kekuasaan apapun dan dimanapun di negara ini. Tetapi masalahnya, munginkah dalam proses regenerasi kekuasaan yang mengadopsi politik dinasti dapat tercipta suatu proses yang adil dan jujur? Khususnya dalam masyarakat Indonesia, yang masih kental dengan kultur feodalisme dan tingkat pendidikan yang relatif rendah! Inilah yang akan saya coba ulas dalam tulisan ini.

Pengertian Politik Dinasti



Kekuasaan adalah anak kandung politik. Sama dengan salah satu tujuan pernikahan untuk memperoleh keturunan, maka tujuan berpolitik ujung2nya adalah memperoleh kekuasaan yang merupakan kepentingan abadi dari politik. Politik dinasti didefinisikan sebagai suatu proses berpolitik dimana untuk memperoleh, mempertahankan atau melanggengkan kekuasaan, dilakukan berdasarkan regenerasi melalui garis keturunan atau melalui hubungan kekerabatan. Jadi politik dinasti adalah suatu usaha dari pemegang kekuasaan untuk melanggengkan cengkraman atas kekuasaan. Kelompok pemegang kekuasan atau rezim politik yang menjalankan kekuasaan secara turun-temurun dalam garis hubungan kekerabatan/kekeluargaan disebut dengan dinasti politik. Berdasarkan ilmu politik, politik dinasti sering juga disebut dengan demokrasi oligarkis, dimana penentuan orang2 yang akan memegang kekuasaan, baik dalam partai maupun dalam pemerintahan, di tentukan oleh sekelompok orang tertentu yang memiliki pengaruh.