No.
|
Macam Kompetensi
|
Kualifikasi Bidang Kerja
|
Instansi
|
1.
|
Kompetensi
utama:
1. Pemahaman teori umum
2. Metodologi penelitian (kuantitatif dan kualitatif)
3. Analisis dan interpretasi data (kuantitatif dan
kualitatif)
4. Kemampuan diplomasi (negosiasi, retorika)
5. Network (modal sosial)
6. Leadership
7. Penguasaan IT
|
Bidang Kerja Utama:
a. Social
Analist
b.
Peneliti/ Ilmuwan
c.
Konsultan
d. Perencana
Pembangunan
e. Tenaga
Pendidik
|
- Instansi Pemerintah
(Misal;
Bappenas/ Bappeda, Depsos, Menko Kesra dan Taskin, MenNeg Pemberdayaan
Perempuan, Depdiknas, Deptan dan Legislatif)
- Instansi Swasta (Corporate dan
Sosial).
|
2.
|
Kompetensi
Pendukung:
1. Metode Pemberdayaan Masyarakat
2. Communication Skill
3. Bahasa Inggris
4. Managerial skill
5. Pengembangan diri (ESQ).
6. Menulis ilmiah
|
Bidang Kerja Tambahan:
a. NGO
b. Jurnalis
c. Wirausaha Mandiri
d. Analis Pasar
|
- Instansi Swasta nasional maupun Transnasional
- Kerja mandiri
|
Sebenarnya
banyak peluang dan kesempatan karir yang bisa dicapai oleh sarjana sosiologi,
seperti perkerjaan sebagai guru, dosen, peneliti atau konsultan. Untuk yang
berminat bekerja sebagai dosen di PTN/PTS disarankan untuk melanjutkan kuliah
program S2 atau bergelar master. Peluang untuk jadi guru di SMU di sejumlah
wilayah di Indonesia sangat terbuka lebar sejak beberapa tahun terakhir ini.
Pemda dan
sejumlah departemen seringkali membutuhkan displin sosiologi untuk mempelajari
kondisi dan kebutuhan masyarakat. Hasil studi tersebut mereka gunakan untuk
bahan pertimbangan dan menentukan kebijakan pembangunan (public policy) bagi
masyarakat atau program kepentingan layanan publik (social service).
Pemerintah
juga membutuhkan ilmu sosiologi dalam merencanakan kota, memberdayakan
komunitas miskin, program bagi komunitas khusus kota (misal nelayan,
gelandangan, anak jalanan, sosialisasi-rehabilitasi), mendesain tata ruang,
masalah transportasi, lalu lintas (kemacetan kota).
Untuk
pembangunan wilayah regional-perdesaan, pemerintah memerlukan sarjana
sosiologi untuk sejumlah kegiatan dan program. Mulai dari tenaga peneliti di
lapangan (interviewer), mediator maupun fasilitator program permberdayaan
masyarakat desa. Status pekerjaan ini bisa bersifat sebagai pegawai tetap
(PNS), proyek kerjasama, maupun sebagai mitra paruh waktu (part time).
Sarjana
sosiologi juga bisa berkiprah di perusahaan bisnis untuk melakukan atau
mengkoordinir sejumlah riset pasar yang nanti dapat dilakukan oleh enumerator
lapangan untuk sebuah produk. Pemahaman tentang prilaku konsumsi dan prilaku
konsumen tentu berhubungan dengan masalah sosial dan budaya, karena menyangkut
kebiasaan (habit) sikap (attitude) dan prilaku (manner/behavior) dari
masyarakat. Lapangan lain yang dapat diterjuni adalah lembaga HRD atau Litbang
perusahaan/instansi tersebut.
Di Indonesia
pasca Orde Baru, cukup banyak tumbuh-berkembang berbagai ornop, lembaga
penelitian, dan pusat studi kajian, pers dan penerbitan. Semua itu harusnya
menjadikan peluang kerja sarjana sosiologi juga bertambah dan beragam. Tak ada
salahnya juga bekerja dalam dunia advokasi, pendampingan rakyat, bagus juga
jadi pengamat sosial atau terjun ke dunia jurnalistik sebagai wartawan atau
reporter (koresponden). Tentu saja karir-karir tersebut memerlukan pemahaman
yang baik terhadap masyarakat dan keterampilan (ketajaman) akan analisis sosial
yang lumayan.
0 komentar:
Posting Komentar