Pages

Kamis, 13 Juni 2013

SOSIOLOG PEREMPUAN YANG PERTAMA



Bersamaan dengan perkembangan Universitas Chicago dan bersamaan waktunya ketika Durkheim, Weber, dan Simmel menciptakan sosiologi Eropa, sekelompok wanita yang membentuk organisasi reformasi sosial juga mengembangkam teori sosiologi rintisan. Di antara wanita itu adalah :
Jane Adams (1860-1935),
C.P. Gilman (1860-1935),
A.J. Cooper (1858-1964),
Ida W. Barnett (1862-1931),
Marianne Weber (1870-1954)
dan B.P. Webb (1858-1943).
Kecuali Cooper, semuanya berhubungan dengan Jane Adams. Bila kini mereka tak dikenal atau tak diakui sebagai sosiolog atau sebagai teoritisi sosiologi, hal itu adalah bukti yang mengerikan dari kekuasaan politik jender di dalam disiplin sosiologi, sekaligus merupakan bukti mengerikan dari praktik penafsiran sosiologi itu sendiri yang pada dasarnya tidak kritis dan tidak reflektif. Meski teori sosiologi masing-masing wanita itu diciptakan sebagai upaya individual, namun ketika dibaca semuanya ternyata mencerminkan hubungan yang sangat mengherankan dan berisi proposisi-proposisi yang saling melengkapi tentang teori sosiologi feminis awal.

JARINGAN SOSIAL



Jaringan sosial merupakan salah satu dimensi sosial selain kepercayaan dan norma. Konsep jaringan dalam kapital sosial lebih memfokuskan pada aspek ikatan antar simpul yang bisa berupa orang atau kelompok (organisasi). Dalam hal ini terdapat pengertian adanya hubungan social yang diikat oleh adanya kepercayaan yang mana kepercayaan itu dipertahankan dan dijaga oleh norma-norma yang ada. Pada konsep jaringan ini, terdapat unsur kerja, yang melalui media hubungan social menjadi kerja sama. Pada dasarnya jaringan social terbentuk karena adanya rasa saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan, dan saling membantu dalam melaksanakan ataupun mengatasi sesuatu.intinya, konsep jaringan dalam capital social menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok lain yang memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efisien dan efektif (Lawang, 2005).

TEORI SOSIOLOGI AMERIKA



Sulit menentukan tahun yang pasti berdirinya kajian sosiologi di Amerika. Awal 1858 ada mata kuliah mengenai masalah sosial yang diajarkan di Oberlin. Istilah sosiologi Comte digunakan George Fitzhugh tahun 1854 dan William Graham Sumner mengajarkan ilmu sosial di Yale pada awal 1873. Sepanjang dekade 1880-an kuliah yang secara khusus bertajuk sosiologi mulai muncul. Jurusan Sosiologi yang pertama didirikan di Universitas Kansas tahun 1889. Tahun 1892 Albion Small pindah ke Universitas Chicago dan mendirikan jurusan sosiologi baru. Jurusan Sosiologi Universitas Chicago menjadi pusat kajian sosiologi Amerika pertama yang penting perannya dalam kajian sosiologi pada umumnya dan teori sosiologi pada khususnya (F. Matthews, 1977).

Politik
Schwendinger dan Schwendinger (1974) menyatakan bahwa para sosiolog Amerika awal paling tepat dilukiskan sebagai beraliran politik liberal dan tidak konservatif seperti kebanyakan teoritisi Eropa awal. Ciri liberalisme sosiologi Amerika awal pada dasarnya mempunyai dua unsur. Pertama, ia bertolak dari keyakinan tentang kebebasan dan kesejahteraan individu. Dalam keyakinan ini ada lebih banyak pengaruh orientasi Spencer ketimbang Comte, yang lebih berorientasi kolektif. Kedua, kebanyakan sosiolog yang berorientasi Spencer ini menerima pandangan evolusioner tentang kemajuan sosial (Fine, 1979). Tetapi, mereka berbeda pendapat mengenai cara terbaik untuk menghasilkan kemajuan itu. Sebagian menyatakan pemerintah harus mengambil langkah untuk membantu reformasi sosial, sedangkan yang lain menekankan doktrin persaingan bebas (laissez-faire) dan menegaskan bahwa berbagai komponen masyarakat harus diberikan kebebasan untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Sosiolog Michel Foucault



Michel Foucault Karya dan Pokok Pikiran
Pandangan filsafat Foucault banyak berbicara tentang apa itu ‘kekuatan,’ dan bagaimana dia bekerja memengaruhi, bagaimana kekuatan itu mengendalikan pengetahuan dan sebaliknya, serta bagaimana kekuatan juga digunakan sebagai kontrol sosial. Foucault dikenal karena pokok-pokok pikirannya tentang institusi sosial, psikiatri, obat-obatan antropologi sosial, ilmu pengetahuan, sistem penjara, dan sejarah seksualitas manusia.

Ada banyak ahli yang berpendapat bahwa dari sebagian besar karyanya, Foucault berupaya untuk memahami dirinya sendiri, juga memelajari kekuatan-kekuatan yang membuatnya memiliki hidup seperti yang ia jalani. Tiga karya terakhirnya yang adalah sebuah trilogi, memusatkan perhatiannya yang besar pada seks. The History od Sexuality (1980), The Care of the Self (1984) dan The Uses of Pleasure (1985).

JURGEN HABERMAS



Tokoh sosiologi modern berikutnya adalah Jurgen Habermas. Habermas menganggap modernitas berbeda dengan dirinya sendiri. Maksudnya adalah bahwa rasionalitas yang mencirikan sistem sosial berbeda dan bertentangan dengan rasionalitas yang menandai kehidupan sehari-hari. Sistem sosial berkembang semakin kompleks, terdiferensiasi, terintegrasi, dan ditandai oleh pertimbangan instrumental.

Kehidupan dunia juga telah menyaksikan peningkatan diferensiasi dan kondensasi, sekularisasi dan institusionalisasi norma refleksif dan kritik (Seidman, 1989: 24). Masyarakat rasional akan menjadi sebuah masyarakat di mana sistem dan kehidupan-dunia mungkin akan menjadi rasional menurut caranya sendiri, mengikuti logikanya sendiri. Rasionalitas sistem dan kehidupannya sebagai akibat dari sistem rasional dan sistem kebenaran, kebajikan dan keindahan yang berasal dari kehidupan-dunia yang rasional.

Riwayat Hidup Max Weber



Riwayat Hidup Max Weber

Max Weber adalah seorang sosiolog besar yang ahli kebudayaan, politik, hukum, dan ekonomi. Ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang sangat produktif. Makalah-makalahnya dimuat di berbagai majalah, bahkan ia menulis beberapa buku. The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1904) merupakan salah satu bukunya yang terkenal. Dalam buku tersebut dikemukakan tesisnya yang sangat terkenal, yaitu mengenai kaitan antara Etika Protestan dengan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat.

Sejak Weber memperkenalkannya pada tahun 1905 tesis yang memperlihatkan kemungkinan adanya hubungan antara ajaran agama dengan perilaku ekonomi, sampai sekarang masih merangsang berbagai perdebatan dan penelitian empiris. Tesisnya dipertentangkan dengan teori Karl Marx tentang kapitalisme, demikian pula dasar asumsinya dipersoalkan, kemudian ketepatan interpretasi sejarahnya juga digugat. Samuelson, ahli sejarah ekonomi Swedia, tanpa segan-segan menolak dengan keras keseluruhan tesis Weber. Dikatakannya dari penelitian sejarah tak bisa ditemukan dukungan untuk teori Weber tentang kesejajaran doktrin Protestanisme dengan kapitalisme dan konsep tentang korelasi antara agama dan tingkah laku ekonomis. Hampir semua bukti membantahnya.

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KARL MARX Materialisme Historis



PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KARL MARX
Materialisme Historis

Materialisme Historis merupakan istilah yang sangat berguna untuk memberi nama pada asumsi-asumsi dasar menganai teorinya. Dari The Communist Manifesto dan Das Kapital, dimana penekanan Marx adalah pada kebutuhan materil dan perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha-usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Menurut pandangan ini, ide-ide dan kesadaran manusia tidak lain daripada refleksi yang salah tentang kondisi-kondisi materil. Perhatian ini dipusatkan Marx sebagai uasaha Marx untuk meningkatkan rvolusi sosialis sehingga kaum proletariat dapat menikmati sebagian besar kelimpahan materil yang dihasilkan oleh industrialisme.

Menurut Marx, suatu pemahaman ilmiah yang dapat diterima tentang gejala sosial menuntut si ilmuwan untuk mengambil sikap yang benar terhadap hakikat permasalahan itu. hal ini mencakupi pengakuan bahwa manusia tidak hanya sekedar organisme materil, sebaliknya manusia memiliki kesadaran diri. Dimana, mereka memiliki suatu kesadaran subyektif tentang dirinya sendiri dan situasi-situasi materialnya.

Teori Sosiologi Klasik

Teori Sosiologi Klasik
Dibedakan dari waktu tersusunnya, teori sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu Teori Sosiologi Klasik dan Teori Sosiologi Modern. Tokoh-tokoh yang tergolong dalam tokoh sosiologi klasik antara lain adalah:

    Auguste Comte
    Emile Durkheim
    Karl Marx
    Max Weber
    Georg Simmel
    Herbert Spencer
    Ferdinand Tonnies

Di dalam kehidupan kita sehari-hari, kita membutuhkan penjelasan atas segala yang terjadi, entah itu peristiwa alam atau peristiwa dalam masyarakat. Ketika sesuatu terjadi, kita membuat rumusan atas pemahaman kita terhadap sesuatu hal atau peristiwa itu. Di saat itulah kita berteori. Dengan rumusan, definisi, batasan yang kita buat untuk memahami kejadian atau kenyataan tertentu itu kita membuat sesuatu yang bisa kita ingat dan mungkin juga kita sebarkan kepada orang lain, dan terjadilah apa yang kita sebut sebagai pengetahuan. Teori lahir karena manusia membutuhkan pengetahuan. Yang karena terus disempurnakan, pengetahuan itu menjadi berkembang dan semakin berguna untuk kemajuan peradaban manusia dan masyarakatnya.

HERBERT SPENCER Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran

HERBERT SPENCER Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran 

Herbert Spencer adalah seorang filsuf, sosiolog pengikut aliran sosiologi organis, dan ilmuwan pada era Victorian yang juga mempunyai kemampuan di bidang mesin. Pemuda Spencer pada usia 17 tahun diterima kerja di bagian mesin untuk perusahaan kereta api London dan Birmingham. Kariernya bagus sehingga dipercaya sebagai wakil kepala bagian mesin. Setelah beberapa waktu lamanya bekerja di perusahaan kereta api, kemudian pindah pekerjaan menjadi redaktur majalah The Economist yang saat itu terkenal.

Spencer mempunyai sebuah kemampuan yang luar biasa dalam hal mekanik. Hal ini akan ikut serta mewarnai seluruh imajinasinya tentang biologi dan sosial di masa yang akan datang. Spencer adalah seorang pembaca yang luar biasa, kolektor yang tekun mengumpulkan fakta-fakta mengenai masyarakat di manapun di dunia ini, dan penulis yang produktif. Ia mengembangkan sistem filsafat dengan aspek-aspek utiliter dan evolusioner. Spencer membangun utiliterisme jeremy Bentham. Spencerlah yang menggunakan istilah Survival of the Fittest pertama kali dalam karyanya Social Static (1850) yang kemudian dipopulerkan oleh Charles Darwin. Spencer selain menerbitkan buku lepas, juga menerbitkan buku dan artikel berseri. Beberapa diantaranya adalah Programme of a System of Synthetic Philosophy (1862-1896) yang meliputi biologi, psikologi, dan etika.

AUGUSTE COMTE–Riwayat dan Pokok-Pokok Pikiran



AUGUSTE COMTE–Riwayat dan Pokok-Pokok Pikiran 

Auguste Comte dilahirkan di Montpellier, Prancis tahun 1798, keluarganya beragama khatolik dan berdarah bangsawan. Dia mendapatkan pendidikan di Ecole Polytechnique di Prancis, namun tidak sempat menyelesaikan sekolahnya karena banyak ketidakpuasan didalam dirinya, dan sekaligus ia adalah mahasiswa yang keras kepala dan suka memberontak.

Comte akhirnya memulia karir profesinalnya dengan memberi les privat bidang matematika. Namun selain matematika ia juga tertarik memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat terutama minat ini tumbuh dengan suburnya setelah ia berteman dengan Saint Simon yang mempekerjakan Comte sebagai sekretarisnya.

Kehidupan ekonominya pas-pasan, hampir dapat dipastikan hidupa dalam kemiskinan karena ia tidak pernah dibayar sebagaimana mestinya dalam memberikan les privat, dimana pada waktu itu biaya pendidikan di Prancis sangat mahal.

Tokoh Sosiologi Indonesia



Tokoh Sosiologi Indonesia |
Dalam sejarah perkembangan Sosiologi di Indonesia, ada banyak nama sosiolog yang pendapat dan sumbangsihnya sangat besar, tidak hanya untuk pengembangan sosiologi sebagai ilmu, namun juga pendapat dan kritik yang acap kali mengingatkan pemerintah dan rakyat Indonesia untuk menjaga jalan republik ini. Beberapa nama tokoh sosiolog Indonesia itu antara lain: Prof. Dr. Selo Soemardjan, Prof. Dr. Paulus Wiroutomo, Arief Budiman, Mochtar Naim, dan Prof. Dr. Ir, Sajogyo. Tentu masih banyak sosiolog lain, seperti Imam Prasodjo dan George Junus Aditjondro.

Kita lihat profil singkat dan kiprah para tokoh Sosiologi Indonesia berikut ini:

TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI



1. Auguste Comte (1789-1857)

Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama member nama pada ilmu tersebut (socius dan logos). Dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistic dan social dynamic. Sebagai social statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbale balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebagai social dynamic, meneropong bagaimana lembaga-lembaga itu berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa. Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan. Hasil karya Comte yang terutama adalah :

    The Scientific Labors Necerssary for Reorganization of Society (1822);
    The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840);
    Subjective Synthesis (1820-1903).

SOSIOLOGI PEDESAAN

 SOSIOLOGI PEDESAAN MENURUT PARA AHLI:
a.      D. samderson
Sosiologi pedesaan adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari kehidupan di lingkungan pedesaan.
b.     TL. Smit dan PE zopt
Sosiologi pedesaan adalah pengetahuan sistematis yang di peroleh lewat penerapan metode ilmiah ke dalam studi tentang masyarakat desa.
c.      NL. Sims
Sosiologi pedesaan adalah studi tentang asosiasi persekutuan antara orang-orang yang hidupnya lebih kurang tergantung pada pertanian.

Selasa, 11 Juni 2013

TIPE TIPE PERILAKU MENYIMPANG

Menurut Robert M.Z. Lawang, perilaku menyimpang dapat digolongkan menjadi empat tipe, yaitu tindakan kriminal atau kejahatan, penyimpangan seksual, penyimpangan dalam bentuk pemakaian atau konsumsi secara berlebihan, serta penyimpangan dalam gaya hidup (lifestyle).
a. Tindakan Kriminal atau Kejahatan
Tindakan kriminal merupakan suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap nilai dan norma atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di masyarakat. Kita mengenal dua jenis kejahatan seperti yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, yaitu violent offenses dan property offenses.
1) Violent offenses 
atau kejahatan yang disertai dengan kekerasan pada orang lain, seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain sebagainya.

TEORI TEORI PERILAKU MENYIMPANG

Dalam sosiologi dikenal berbagai teori yang membahas perilaku menyimpang, yaitu Teori Pergaulan Berbeda, Teori Fungsi, dan Teori Tipologi Adaptasi.
a. Teori Pergaulan Berbeda (Differential Association)
Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut teori ini, penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan diperoleh melalui proses alih budaya (cultural transmission). Melalui proses ini seseorang mempelajari suatu subkebudayaan menyimpang (deviant subculture).
Contohnya perilaku siswa yang suka bolos sekolah. Perilaku tersebut dipelajarinya dengan melakukan pergaulan dengan orang-orang yang sering bolos sekolah. Melalui pergaulan itu ia mencoba untuk melakukan penyimpangan tersebut, sehingga menjadi pelaku perilaku menyimpang.

PENGERTIAN MASYARAKAT MENURUT PARA AHLI

Lingkungan tempat kita tinggal dan melakukan berbagai aktivitas disebut dengan masyarakat. Apakah masyarakat hanya sebatas pada pengertian itu? Tidak. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian masyarakat, sebaiknya kita pahami beberapa definisi menurut pendapat para ahli sosiologi.
a. Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.
b. Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

MAKALAH SOSIOLOGI "TEORI KONFLIK"

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. Fenomena sosial dalam masyarakat banyak ragamnya kadangkala fenomena sosial berkembang menjadi suatu masalah sosial akibat perbedaan cara pandang mengenai Fenomena tersebut. Dalam menyelesaikan masalah social dibutuhkan suatu teori untuk menyelesaikannya. Teori- teori tersebut lahir dari pengalaman- pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Karena setiap individu mengalami pengalaman yang berbeda maka teori yang muncul juga akan berbeda pula antara satu individu dengan individu lainnya. Disimpulkan bahwa tidak ada teori yang dapat menyeluruh membahas mengenai masalah sosial di masyarakat.

Pengertian dan Sistematika Makalah

 Pengertian dan Sistematika Makalah. Apa sih pengertian makalah itu? Dan bagaimana sistematika makalah yang benar. Berikut adalah pengertian dan sistematika makalah.
Pengertian Makalah. Makalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah makalah /ma·ka·lah/ n 1 tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum dl suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan; 2 karya tulis pelajar atau mahasiswa sebag ai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi; Menurut Kusmayadi, Ismail (2006) makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup pengetahuan.
Dari itu dapat disimpulkan makalah adalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu. Makalah ini umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan atau pembelajaran di sekolah, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.
Sistematika Makalah. Secara garis besar penulisan makalah terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu:

Kamis, 06 Juni 2013

BENTUK BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL

Setelah kamu memahami pengertian dan bagaimana munculnya diferensiasi dalam masyarakat, tentunya kamu ingin tahu bentuk-bentuk diferensiasi sosial bukan? Nah, dalam subpokok bahasan ini kita akan mengetahui lebih lanjut beberapa bentuk diferensiasi sosial dalam masyarakat. Ada dua parameter yang digunakan untuk menggolongkan masyarakat dalam bentuk diferensiasi sosial ini, yaitu parameter biologis dan parameter sosiokultural.
Bentuk-bentuk diferensiasi sosial berdasarkan parameter tersebut akan kita bahas bersama secara lebih mendalam pada ulasan berikut ini. Simaklah dengan baik!
A. Parameter Biologis
Berdasarkan parameter biologis, kita mengenal tiga Bentuk diferensiasi sosial, yaitu diferensiasi ras (racial differentiation), diferensiasi jenis kelamin (sex differentiation), dan diferensiasi umur (age differentiation).
1) Diferensiasi Ras (Racial Differentiation)
Ras adalah pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama, seperti warna dan bentuk rambut, warna kulit, bentuk hidung, Bentuk bibir, ukuran tubuh, ukuran kepala, warna bola mata, dan lain sebagainya.
Menurut Banton, ras merupakan suatu tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar untuk menetapkan peran yang berbeda-beda Ditambahkannya, ras dapat didefinisikan secara fisik dan sosial. Secara fisik meliputi kondisi fisik yang tampak, seperti warna kulit, bentuk tubuh, dan lain-lain, sedangkan secara sosial menyangkut peran dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan. Namun dalam perkembangannya, kita lebih membatasi pengertian ras hanya dilihat dari sudut pandang biologis atau fisik saja.
Namun demikian, pembagian ras ini bukan berarti tidak akan menimbulkan permasalahan. Salah satu penyebab masalah sosial tentang ras adalah adanya prasangka ras yang merupakan salah satu aspek dari etnosentrisme, yaitu suatu sifat manusia yang menganggap bahwa cara hidup golongannya adalah paling baik, sedangkan cara hidup golongan lain dianggap tidak baik dan kadangkadang disertai dengan perasaan menentang golongan lain.
Joseph Arthur Gibernean mengemukakan bahwa ada beberapa pandangan yang dapat menimbulkan prasangka terhadap perbedaan ras, yaitu sebagai berikut.
a) Suku bangsa liar dapat hidup pada peradaban yang tinggi, apabila bangsa tersebut menciptakan cara hidup lebih tinggi daripada ras yang sama.
b) Suku bangsa liar selalu biadab, meskipun pada waktu silam pernah mengadakan hubungan dengan bangsa yang lebih tinggi peradabannya.
c) Ras yang berbeda tidak dapat saling memengaruhi.
d) Adanya peradaban yang saling memengaruhi dengan kuat, dan peradaban itu tidak akan bercampur.
Menurut A. L. Kroeber seperti dikutip oleh Koentjaraningrat, pembagian ras di dunia dibedakan atas ras Mongoloid, ras Negroid, ras Caucasoid, dan ras-ras khusus yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam ketiga ras itu (ras Mongoloid, ras Negroid, dan ras Caucasoid).
a) Ras Mongoloid
Ras Mongoloid terbagi atas subras Asiatic Mongoloid, Malayan Mongoloid, dan American Mongoloid.
(1) Asiatic Mongoloid, meliputi orang-orang yang tinggal di Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur.
(2) Malayan Mongoloid, meliputi orang-orang yang tinggal di Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Formusa.
(3) American Mongoloid, meliputi penduduk asli Amerika Utara yaitu orang Eskimo sampai penduduk Tierra del Fuego di Amerika Selatan.

PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL MENURUT PARA AHLI

Dalam masyarakat di mana kamu tinggal, kamu dapat menjumpai orang-orang yang termasuk golongan kaya, sedang, dan miskin. Penggolongan tersebut menunjukkan bahwa di dalam masyarakat terdapat tingkatan-tingkatan yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Dalam sosiologi, pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu itu disebut dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial secara umum dapat diartikan sebagai pembedaan atau pengelompokan anggota masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial merupakan gejal sosial yang sifatnya umum pada setiap masyarakat. Bahkan pada zaman Yunani Kuno, Aristoteles (384–322 SM) telah menyatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara selalu terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Setelah kamu memahami pengertian stratifikasi sosial secara umum, kini cobalah untuk menyimak pendapat beberapa ahli tentang stratifikasi sosial.

UKURAN DASAR PEMBENTUKAN STRATIFIKASI SOSIAL

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga Sosiologi” menyatakan bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial akan terjadi. Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan stratifikasi social adalah ukuran kekayaan, kekuasaan dan wewenang, kehormatan, serta ilmu pengetahuan.

FAKTOR PENDORONG TERCIPTANYA STRATIFIKASI SOSIAL

Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat adalah sebagai berikut.
a. Perbedaan ras dan budaya. Ketidaksamaan ciri biologis, seperti warna kulit, latar belakang etnis, dan budaya telah mengarah pada lahirnya stratifikasi dalam masyarakat. Dalam hal ini biasanya akan terjadi penguasaan grup yang satu terhadap grup yang lain.
b. Pembagian tugas dalam hampir semua masyarakat menunjukkan sistem pembagian tugas yang bersifat spesialisasi. Posisi-posisi dalam spesialisasi ini berkaitan dengan perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dari order sosial yang muncul.
c. Kejarangan. Stratifikasi lambat laun terjadi, karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa apabila masyarakat mulai membedakan posisi, alatalat kekuasaan, dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama. Jadi, suatu kondisi yang mengandung perbedaan hak dan kesempatan di antara para anggota dapat menciptakan stratifikasi.

SIFAT SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL

Dilihat dari sifatnya, kita mengenal dua sistem stratifikasi sosial, yaitu sistem stratifikasi sosial tertutup dan system stratifikasi sosial terbuka.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Close Social Stratification)
Sistem stratifikasi sosial tertutup ini membatasi atau tidak memberi kemungkinan seseorang untuk pindah dari suatu lapisan ke lapisan sosial yang lainnya, baik ke atas maupun ke bawah. Dalam sistem ini, satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota dari suatu strata tertentu dalam masyarakat adalah dengan kriteria kelahiran. Dengan kata lain, anggota kelompok dalam satu strata tidak mudah untuk melakukan mobilitas atau gerak sosial yang bersifat vertikal, baik naik maupun turun. Dalam hal ini anggota kelompok hanya dapat melakukan mobilitas yang bersifat horizontal.

UNSUR UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL

Dalam suatu masyarakat, stratifikasi sosial terdiri atas dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role).
A. Kedudukan (Status)
Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajibankewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hierarki.
Ada beberapa kriteria penentuan status seperti dikatakan oleh Talcott Parsons, yang menyebutkan ada lima criteria yang digunakan untuk menentukan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan, dan otoritas.
Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat kita mengenal tiga macam status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status.

BENTUK BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL

Dalam masyarakat terdapat berbagai bentuk stratifikasi sosial. Bentuk itu akan dipengaruhi oleh kriteria atau faktor apa yang dijadikan dasar. Berikut ini akan kita pelajari beberapa bentuk stratifikasi sosial menurut beberapa kriteria, yaitu ekonomi, sosial, dan politik.
a. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk atau warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini ada golongan orang-orang yang didasarkan pada pemilikan tanah, serta ada yang didasarkan pada kegiatannya di bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan. Dengan kata lain, pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam berbagai lapisan atau kelas-kelas sosial dalam masyarakat.

FUNGSI STRATIFIKASI SOSIAL

Dalam hidup bermasyarakat, secara tidak langsung setiap anggota masyarakat digolongkan ke dalam beberapa lapisan berdasarkan kriteria tertentu, seperti harta, kepemilikan tanah, pendidikan, dan lain-lain. Apakah fungsi dilakukannya penggolongan atau stratifikasi tersebut?

PERBEDAAN KONFLIK DAN KEKERASAN

Kamu telah belajar mengenai konflik dan kekerasan yang terjadi di masyarakat. Dapatkah kamu membedakan kedua hal tersebut? Berikut ini disajikan perbedaan konflik dan kekerasan dalam bentuk tabel untuk memudahkanmu dalam memahaminya.


TUJUAN MEMPELAJARI MOBILITAS SOSIAL

Mengapa kita perlu mempelajari mobilitas sosial yang dilakukan oleh anggota masyarakat? Apakah tujuannya? Mobilitas sosial sebagai peralihan status dan peranan individu atau kelompok sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya, baik yang sederajat maupun yang tidak sederajat diperlukan anggota masyarakat agar struktur sosial masyarakat berubah. Dari asumsi tersebut kita dapat memperoleh kesimpulan bahwa tujuan mempelajari mobilitas sosial adalah untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang kelanggengan dan keluwesan struktur sosial pada suatu masyarakat. Para sosiolog mempunyai perhatian khusus terhadap kesulitankesulitan yang dialami para individu dan kelompok-kelompok banyak kesempatan mendapatkan kedudukan, semakin besar mobilitas sosialnya. Ini berarti bahwa sistem stratifikasi social masyarakat semakin terbuka.

KEANEKARAGAMAN AGAMA SUKU BANGSA INDONESIA

Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan kita bahas bersama keanekaragaman agama dikaitkan dengan suku bangsa yang ada di Indonesia sebagai gambaran untuk memudahkanmu dalam memahami kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

KEANEKARAGAMAN STRATIFIKASI SOSIAL SUKU BANGSA INDONESIA

Berikut ini mari kita bersama-sama mempelajari berbagai stratifikasi sosial dalam masyarakat dilihat dari beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia sebagai gambaran untuk memudahkanmu dalam memahami berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

JENIS KELOMPOK SOSIAL YANG ADA DI MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Dari beberapa klasifikasi kelompok sosial menurut para ahli, kita dapat mengelompokkan beberapa jenis kelompok sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat multikultural, yaitu suku bangsa, komunitas, bangsa, dan masyarakat.

TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Fase Pertama
Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri. Pada fase ini, kita dapat membedakan kepribadian seseorang menjadi dua bagian penting, yaitu sebagai berikut.
1) Bagian yang pertama berisi unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut dengan attitudes yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah berubah di kemudian hari. Unsur-unsur itu adalah struktur dasar kepribadian (basic personality structure) dan capital personality. Kedua unsur ini merupakan sifat dasar dari manusia yang telah dimiliki sebagai warisan biologis dari orang tuanya.
2) Bagian kedua berisi unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau kembali di kemudian hari.

Rabu, 05 Juni 2013

METODE PENELITIAN KUALITATIF DALAM SOSIOLOGI

Kamu sudah belajar mengenai metode penelitian kuantitatif. Sekarang kita akan belajar mengenai metode penelitian dalam sosiologi yang kedua, yaitu metode penelitian kualitatif. Apakah metode penelitian kualitatif itu? Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan data yang diperoleh dengan cara verbal.
Pada dasarnya ada tiga unsur utama dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut.
a. Data, bisa berasal dari bermacam-macam sumber, biasanya dari wawancara dan pengamatan.
b. Prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori. Prosedur ini mencakup teknik-teknik untuk memahami data atau biasa disebut dengan coding (penandaan).
c. Laporan tertulis dan lisan. Laporan ini dapat dikemukakan dalam jurnal ilmiah atau konferensi. Bentuknya bisa beragam, tergantung pada khalayak dan aspek-aspek temuan atau teori yang disajikannya.

PENGERTIAN PENELITIAN SOSIAL

Pada pembahasan subbab sebelumnya kamu sudah memahami tentang penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, bukan? Nah, tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan penelitian itu?
Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi, karena penelitian hanya merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar. Fungsi penelitian adalah mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan, serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
Penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan itu bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar (basic research), serta dapat pula sangat konkret dan spesifik seperti biasa ditemui pada penelitian terapan (applied research).

CIRI DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN SOSIAL

Penelitian sosial yang dilakukan dengan maksud untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Bersifat ilmiah, artinya penelitian bersifat rasional, kebenarannya bersifat objektif, didukung data yang valid, dan disusun secara sistematis.
b. Merupakan suatu proses yang berjalan terus-menerus, karena hasil penelitian selalu dapat disempurnakan.
Sementara itu, sebagai suatu kegiatan ilmiah, penelitian memiliki beberapa karakteristik kerja ilmiah di antaranya adalah memiliki tujuan, harus sistematik, terkendali, objektif, dan tahan uji.

JENIS JENIS PENELITIAN SOSIAL

Penelitian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan dari berbagai cara dan sudut pandang, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Pendekatan Analisis
Dilihat dari pendekatan analisisnya, kita mengenal dua jenis penelitian, yaitu penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualititatif.
1) Penelitian dengan Pendekatan Kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian-penelitian survei dan eksperimen yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antarvariabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian dengan pendekatan ini merupakan penelitian dengan sampel besar.
2) Penelitian dengan Pendekatan Kualitatif
Penelitian ini lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif, serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Penekanan penelitian ini adalah pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berpikir formal dan argumentatif. Biasanya penelitian kualitatif merupakan penelitian sampel kecil.

RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL

Sebelum mengadakan penelitian di lapangan, biasanya peneliti melakukan kegiatan menyusun rencana kegiatan yang merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian yang terangkum dalam tahapan-tahapan berikut ini.
1. Menentukan permasalahan yang akan diteliti.
2. Menentukan topik penelitian.
3. Melakukan kegiatan prapenelitian (biasanya diadakan observasi awal terhadap objek penelitian).
4. Merumuskan masalah penelitian ke dalam beberapa pertanyaan penelitian.
5. Menentukan dugaan sementara (asumsi) dan hipotesis.
6. Menentukan metode yang hendak digunakan dalam penelitian.
7. Menentukan variabel (jika kuantitatif) dan sumber yang akan diambil datanya.
8. Menentukan dan atau membuat instrumen penelitian.
9. Melakukan kegiatan pengumpulan data.
10. Melakukan analisis data.
11. Menarik sebuah kesimpulan.
12. Menyusun hasil penelitian ke dalam sebuah laporan penelitian.

UNSUR UNSUR DALAM RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL

Rancangan penelitian memuat beberapa unsur yang mutlak harus ada, yaitu sebagai berikut.
1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi tentang fakta-fakta yang ada di dalam masyarakat yang mendukung permasalahan penelitian. Di dalam latar belakang masalah juga harus diuraikan mengenai alasan yang mendasari dipilihnya suatu masalah tertentu untuk diteliti. Latar belakang masalah sebenarnya hanya merupakan pengantar dari seorang peneliti guna menuju pada sasaran yang dituju, yaitu perumusan masalah. Latar belakang permasalahan ada baiknya tidak terlalu panjang, sebab ada kekhawatiran justru akan menambah tidak jelas dalam merumuskan permasalahan.

MEMBUAT LATAR BELAKANG MASALAH DALAM PENELITIAN SOSIAL

Sesuatu yang sangat penting dalam melakukan penelitian sosial adalah menentukan masalah yang hendak diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar nyata terjadi di masyarakat dan membutuhkan suatu penyelesaian, serta menarik minat peneliti. Memilih permasalahan yang akan diteliti memang merupakan salah satu langkah yang sulit dalam perencanaan penelitian. Forcese dan Richter membuat semacam bagan untuk menunjukkan hal apa saja yang dapat memengaruhi pemilihan permasalahan.


MENENTUKAN TOPIK PENELITIAN SOSIAL

Setelah memperoleh permasalahan yang akan diteliti, langkah selanjutnya adalah menentukan topik penelitian, yaitu persoalan yang hendak dibuktikan. Dalam hal ini peneliti menentukan satu topik sebagai fokus kegiatan penelitian. Hal itu dilakukan karena permasalahan yang ada biasanya sangat

kompleks, sehingga tidak mungkin hanya diteliti dari satu sudut disiplin ilmu saja dan tidak mungkin diteliti dari semua segi secara serentak.

Ciri-ciri topik penelitian yang baik adalah sebagai berikut.



1. Urgen untuk Diteliti

Maksudnya penting untuk segera diselidiki pada waktu atau saat ini. Di masyarakat kita dapat menjumpai banyak topik atau permasalahan yang perlu diteliti, namun ada yang mendesak dan belum mendesak untuk ditangani, baik dari segi jangkauan kegunaannya maupun dari segi keterlaksanaan prosedurnya.

Nah, dalam penelitian kita harus dapat memilih atau menentukan topik yang menuntut atau mendesak untuk segera diselidiki. Oleh karena peneliti harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan memerhatikan fenomena sosial dalam masyarakat agar dapat membedakan mana permasalahan yang urgen untuk diteliti dan yang tidak.



2. Membuahkan Sesuatu yang Baru bagi Ilmu Pengetahuan

Artinya penelitian mengenai topik tersebut akan menghasilkan temuan baru yang dapat membuka cakrawala pemikiran dan memperkaya pengetahuan dengan informasi yang mutakhir.



3. Sumbangan bagi Pengembangan Ilmu dan Bermanfaat bagi Masyarakat

Hal ini dapat menentukan nilai hasil penelitian. Hasil penelitian harus merupakan sumbangan yang berarti bagi pengembangan disiplin ilmu itu khususnya dan ilmu pengetahuan umumnya, serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.



4. Aktual

Peneliti yang selalu mengikuti perkembangan ilmu akan lebih mudah menemukan topik yang aktual dan segar. Sekedar melakukan penelitian mengenai topik yang usang, apalagi temuan-temuannya sudah sejak lama diketahui dan sudah sedemikian banyak dipublikasikan sehingga hasilnya sudah sangat konklusif, tidak ada artinya lagi.

Di samping harus mengetahui ciri topik yang baik, peneliti juga harus memerhatikan pertimbangan lain dalam penentuan topik penelitiannya. Pada kenyataannya, kadang-kadang sulit sekali untuk menemukan topik yang memenuhi kesemua ci

MENENTUKAN METODE DAN INSTRUMEN PENELITIAN SOSIAL

Menentukan metode penelitian biasanya sangat dipengaruhi oleh subjektivitas peneliti dan permasalahan yang hendak diangkat dalam penelitian. Namun, tidak menutup kemungkinan berdasarkan kemampuan peneliti juga. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana menentukan metode dan instrumen penelitian.
Pada penulisan usulan (rancangan) penelitian, menentukan metode dan instrumen penelitian sangat diperlukan. Mengapa? Dengan memperhitungkan serta menetapkan metode dan instrumen sebelum melakukan penelitian, maka akan membantu peneliti guna mempermudah jalannya proses penelitian. Menurut I Made Wirartha, bagian-bagian metode penelitian setidaknya meliputi berikut ini.

MENENTUKAN SUBJEK PENELITIAN SOSIAL

Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel atau permasalahan- permasalahan yang diteliti. Pada dasarnya subjek penelitian adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian ini harus sesuai dengan permasalahan yang kita angkat dalam penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif seperti yang telah disinggung di atas di mana subjek penelitian diambil dengan menggunakan sistem sampling, sehingga semakin banyak sampel, maka akan semakin memperkecil jumlah kesalahan dalam pengumpulan data.

PENGERTIAN DATA

Data bersumber dari subjek penelitian, yaitu yang dijadikan sampel dalam penelitian. Data adalah bahan keterangan yang berupa himpunan fakta-fakta, angka-angka, huruf-huruf, katakata, grafik, tabel, gambar, lambang-lambang, yang menyatakan suatu pemikiran, objek, kondisi, dan juga situasi.
Menurut S. Nasution, data adalah:
Kebenaran sementara dalam kondisi tertentu yang merupakan bagian dari fakta yang menjadi sumber pengamatan dalam penelitian. Data-data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian berfungsi untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang suatu masalah yang telah dirumuskan dan untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah yang diteliti.
Untuk memenuhi validitas, data yang akan digunakan dalam penelitian paling tidak harus memenuhi persyaratan seperti berikut ini.
a. Objektif, artinya sesuai dengan kenyataan yang ada.
b. Representatif, artinya dapat mewakili sesuatu yang sifatnya lebih luas.
c. Kesalahan baku kecil.
d. Aktual.
e. Ada hubungannya dengan permasalahan yang hendak diteliti

JENIS JENIS DATA

Ada beberapa jenis data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian dilihat dari berbagai sudut pandang.
a. Cara Memperoleh
b. Sumber
c. Sifat
e. Interpretasi (penafsiran)
d. Waktu Pengumpulan
Mari kita bahas satu persatu :

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Ada beberapa instrumen pengumpulan data dalam melakukan penelitian. Namun dalam bab ini hanya akan dibahas tiga instrumen yang sangat lazim digunakan dalam suatu penelitian, yaitu angket atau kuesioner (questionaire), wawancara (interview), dan observasi (observation).

ANGKET ATAU KUESIONER (QUESTIONAIRE)

Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.

MEMPRESENTASIKAN LAPORAN PENELITIAN

Untuk keperluan akademik, laporan penelitian perlu dinilai dan mendapatkan respon dari pihak lain. Oleh karena itu, laporan penelitian harus diseminarkan atau didiskusikan dengan pihak-pihak terkait sebelum dipublikasikan kepada masyarakat luas. Respon ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dan memperbaiki hasil penelitian apabila ternyata dalam penelitian ada kesalahan, sehingga akan dapat diperbaiki sebelum hasil penelitian ini dipublikasikan untuk dikonsumsi publik.
Untuk keperluan akademik bagi siswa Sekolah Menengah Atas, cukup dilakukan dalam kelas melalui penyajian laporan dalam diskusi kelas.

PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk menyelidiki gejala-gejala sosial dan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Karena ditujukan kepada masyarakat, maka masyarakat harus mengetahui hasil dari penelitian itu. Dengan demikian harus disusun laporan penelitian.
1. Hakikat Penulisan Laporan
Tahap akhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menulis atau menyusun laporan penelitian. Penulisan laporan penelitian merupakan bagian yang sangat penting, karena melalui laporan penelitian tersebut, hasil penelitian dapat dibaca oleh orang lain, mudah dipahami, serta dapat dijadikan sebagai alat dokumentasi untuk pengujian dan pengembangan penelitian lebih lanjut.
Ada hal-hal yang prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan penelitian sosial, yaitu sebagai berikut.

MEMPRESENTASIKAN LAPORAN PENELITIAN

Untuk keperluan akademik, laporan penelitian perlu dinilai dan mendapatkan respon dari pihak lain. Oleh karena itu, laporan penelitian harus diseminarkan atau didiskusikan dengan pihak-pihak terkait sebelum dipublikasikan kepada masyarakat luas. Respon ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dan memperbaiki hasil penelitian apabila ternyata dalam penelitian ada kesalahan, sehingga akan dapat diperbaiki sebelum hasil penelitian ini dipublikasikan untuk dikonsumsi publik.
Untuk keperluan akademik bagi siswa Sekolah Menengah Atas, cukup dilakukan dalam kelas melalui penyajian laporan dalam diskusi kelas.

MEMBUAT ARTIKEL HASIL PENELITIAN

Setelah didiskusikan, dengan sendirinya banyak hal baru yang diperoleh oleh penulis, baik itu berupa koreksi, saran, dan kritik, yang kesemuanya bertujuan untuk membangun kesempurnaan dalam sebuah penulisan laporan penelitian. Langkah berikutnya yang akan diambil penulis adalah melakukan revisi berdasarkan saran dan kritik dari hasil diskusi tersebut.
Selanjutnya hasil penelitian dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah dengan tujuan agar dapat menjadi konsumsi publik. Sebab, tanpa diketahui oleh banyak orang, sebuah laporan tidak akan ada manfaatnya sama sekali. Untuk keperluan publikasi hasil penelitian, banyak penyusunannya yang mengacu sepenuhnya atau mengacu dengan sedikit modifikasi pada petunjuk publikasi APA (American Psychological Association’s Publication Manual).

RELIABILITAS

Suatu pengukur dikatakan reliabel apabila alat tersebut dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (konsisten). Jadi alat yang reliabel adalah alat yang secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Karena itu, reliabilitas alat merupakan syarat mutlak untuk menentukan pengaruh variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Di samping itu reliabilitas juga merupakan syarat bagi validitas tes. Tes yang tidak reliabel dengan sendirinya tidak valid. Jika tes itu tidak reliabel, maka senantiasa akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda, dan dapat disangsikan apakah yang diukur hal yang sama.

VALIDITAS

Tujuan penelitian adalah mencari kebenaran. Dalam usaha itu soal validitas merupakan aspek yang sangat penting. Kebenaran hanya dapat diperoleh dengan instrumen yang valid. Maka dikatakan, validitas merupakan esensi kebenaran hasil penelitian. Validitas dipandang sebagai konsep yang paling penting dalam penelitian. Dalam tiap penelitian selalu dipertanyakan validitas alat yang digunakan. Oleh karena itu membuat instrumen yang valid harus mendapat perhatian setiap peneliti.

OBSERVASI (OBSERVATION)

Observasi adalah suatu aktivitas peneliti melalui proses pengamatan dengan menggunakan pancaindra. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia, keadaan, kondisi, atau situasi dari objek yang diteliti dan mencatat setiap keadaan yang diamatinya. Dengan observasi peneliti melihat sendiri mengenai segala sesuatu atau segala kejadian yang ada di masyarakat. Untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya mengumpulkan data mengenai aspek tingkah laku manusia atau proses perubahan suatu hal yang tampak, observasi merupakan instrumen yang tepat atau baik. Kita mengenal beberapa jenis observasi sebagai instrumen pengumpulan data, yaitu observasi langsung, tidak langsung, sistematis, dan nonsistematis.

WAWANCARA ( INTERVIEW)

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan, yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara adalah sebuah instrumen penelitian yang lebih sistematis. Dalam wawancara, pertanyaan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan tatap muka, atau jika terpaksa dapat dilakukan melalui telepon. Hubungan dalam wawancara biasanya bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan kemudian diakhiri. Dalam wawancara, orang yang dimintai informasi (sumber data) disebut dengan informan. Pewawancara harus dapat menciptakan suasana akrab, sehingga informan dapat memberikan keterangan yang kita inginkan dengan penuh kerelaan.
1) Maksud dan Tujuan Wawancara
Maksud diadakannya wawancara seperti dikemukakan oleh Guba dan Lincoln antara lain sebagai berikut.

PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk menyelidiki gejala-gejala sosial dan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Karena ditujukan kepada masyarakat, maka masyarakat harus mengetahui hasil dari penelitian itu. Dengan demikian harus disusun laporan penelitian.
1. Hakikat Penulisan Laporan
Tahap akhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menulis atau menyusun laporan penelitian. Penulisan laporan penelitian merupakan bagian yang sangat penting, karena melalui laporan penelitian tersebut, hasil penelitian dapat dibaca oleh orang lain, mudah dipahami, serta dapat dijadikan sebagai alat dokumentasi untuk pengujian dan pengembangan penelitian lebih lanjut.
Ada hal-hal yang prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan penelitian sosial, yaitu sebagai berikut.

PENGOLAHAN DATA KUANTITATIF DALAM PENELITIAN SOSIAL

Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini.
a. Editing
b. Koding
c. Tabulasi Data
d. Analisis Data
e. Interpretasi Data
Ayo kita bahas satu persatu :

PENGOLAHAN DATA KUALITATIF DALAM PENELITIAN SOSIAL

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh.
Dengan pengamatan yang terus-menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali dan data yang diperoleh umumnya adalah data kualitatif, sehingga teknik pengolahan data yang digunakan belum ada polanya yang jelas, baku, atau pasti. Oleh karena itu, sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis data.