Teori Sosiologi Klasik
Dibedakan dari waktu tersusunnya, teori sosiologi terbagi menjadi dua,
yaitu Teori Sosiologi Klasik dan Teori Sosiologi Modern. Tokoh-tokoh yang
tergolong dalam tokoh sosiologi klasik antara lain adalah:
Auguste Comte
Emile Durkheim
Karl Marx
Max Weber
Georg Simmel
Herbert Spencer
Ferdinand Tonnies
Di dalam kehidupan kita sehari-hari, kita membutuhkan penjelasan atas
segala yang terjadi, entah itu peristiwa alam atau peristiwa dalam masyarakat.
Ketika sesuatu terjadi, kita membuat rumusan atas pemahaman kita terhadap
sesuatu hal atau peristiwa itu. Di saat itulah kita berteori. Dengan rumusan,
definisi, batasan yang kita buat untuk memahami kejadian atau kenyataan
tertentu itu kita membuat sesuatu yang bisa kita ingat dan mungkin juga kita
sebarkan kepada orang lain, dan terjadilah apa yang kita sebut sebagai
pengetahuan. Teori lahir karena manusia membutuhkan pengetahuan. Yang karena
terus disempurnakan, pengetahuan itu menjadi berkembang dan semakin berguna
untuk kemajuan peradaban manusia dan masyarakatnya.
Secara kategoris dapat dikatakan bahwa pengetahuan terdiri atas unsur
experiential reality dan agreement reality. Experiential reality adalah
pengetahuan yang kita dapat berdasar pengalaman kita sehari-hari, sedangkan
agreement reality adalah pengetahuan yang kita dapat berdasar kesepakatan
bersama.
Dalam ilmu pengetahuan, pengetahuan didapat dengan mengombinasikan
kedua unsur tersebut. Pengembangan pengetahuan dilakukan bukan hanya dari
pengamatan langsung pada kenyataan, namun melalui proses pengujian dalam
pikiran manusia sendiri. Dalam konteks sosiologi, teori diklasifikasi ke dalam
tiga paradigma utama, yaitu order paradigm, pluralist paradigm, serta conflict
paradigm. Perbedaan dari masing-masing paradigma dilandaskan pada asumsi dasar
yang menyertainya dalam hal hakikat dasar manusia, masyarakat, serta ilmu
pengetahuan.
Konstruksi Teori
Teori terbentuk berdasar beberapa komponen, yaitu konsep, variabel,
serta indikator. Teori sendiri diartikan sebagai sejumlah pernyataan yang
terangkai secara sistematis, dan dapat digunakan untuk memberikan penjelasan
tentang suatu fenomena atau gejala. Komponen yang ada dengan demikian terangkai
di dalam pernyataan. Konsep diartikan sebagai lambang, simbol atau kata yang
berarti tentang sesuatu.
Konsep ada yang memiliki unidimensional (dimensi tunggal) dan ada yang
multidimensional. Dengan beragamnya konsep, maka perlu adanya definisi dari
konsep, yang bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam definisi konsep
tersebut terkandung dimensi konsep dan juga kelompok konsep (concept cluster).
Variabel adalah konsep yang telah memiliki variasi nilai. Variasi nilai dari
konsep tersebut kita sebut sebagai kategori. Variabel adalah konsep yang sudah
terukur dan bersifat lebih empirik dibanding konsep. Ukuran-ukuran yang bisa
digunakan untuk mengukur konsep adalah indikator.
Teori juga dibedakan ke dalam beberapa klasifikasi, yaitu berdasar
arah penalarannya kita bedakan antara teori yang menggunakan pendekatan
induktif dan teori yang menggunakan pendekatan deduktif, berdasar tingkat
kenyataan sosial teori dibedakan menjadi teori mikro, meso, dan makro. Berdasar
bentuk penjelasannya, teori dibedakan menjadi teori yang menggunakan penjelasan
kausal, teori yang menggunakan penjelasan struktural, serta teori yang
menggunakan penjelasan interpretif.
SEJARAH TEORI SOSIOLOGI KLASIK
Kekuatan Sosial dalam Perkembangan Teori Sosiologi
Beberapa kekuatan sosial yang melatarbelakangi munculnya teori-teori
sosial dan sekaligus menjadi fokus perhatian para ahli sosial, di antaranya
adalah revolusi politik, revolusi industri, perkembangan kapitalisme,
perkembangan sosialisme, feminisme, urbanisasi, perubahan agama, serta
pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan teori-teori sosial tersebut tidak
hanya terjadi di satu negara, tetapi di beberapa negara terutama yang terjadi
di kawasan Eropa Barat, di antaranya adalah di Prancis, Jerman, Italia, dan
Inggris.
Perubahan berupa revolusi sosial politik serta kebangkitan kapitalisme
membawa dampak-dampak yang tidak saja bersifat positif tetapi juga memunculkan
masalah-masalah sosial baru. Hal ini telah memacu para ahli sosial dan filsafat
untuk menemukan kaidah-kaidah baru yang terkait dengan perkembangan teori
sosial dan sekaligus sebagai suatu upaya dalam memahami dan menanggulangi
masalah-masalah sosial tersebut, serta mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat
yang diharapkan di kemudian hari. Seperti perkembangan kehidupan politik
(revolusi Prancis sejak tahun 1789 menjadi cikal bakal perkembangan teori
sosiologi di Prancis. Demikian pula, pertumbuhan kapitalisme di Inggris telah
memacu munculnya pemikiran-pemikiran baru di bidang sosial.
Kekuatan Intelektual Lahirnya Teori Sosiologi
Beberapa kekuatan sosial yang melatar belakangi munculnya teori-teori
sosial dan sekaligus menjadi fokus perhatian para ahli sosial, di antaranya
adalah revolusi politik, revolusi industri, perkembangan kapitalisme,
perkembangan sosialisme, feminisme, urbanisasi, perubahan agama, serta
pertumbuhan ilmu pengetahuan. Perkembangan teori-teori sosial tersebut tidak
hanya terjadi di satu negara, tetapi di beberapa negara terutama yang terjadi
di kawasan Eropa Barat, di antaranya adalah di Prancis, Jerman, Italia, dan
Inggris.
Perubahan berupa revolusi sosial politik serta kebangkitan kapitalisme
membawa dampak-dampak yang tidak saja bersifat positif tetapi juga memunculkan
masalah-masalah sosial baru. Hal ini telah memacu para ahli sosial dan filsafat
untuk menemukan kaidah-kaidah baru yang terkait dengan perkembangan teori
sosial dan sekaligus sebagai suatu upaya dalam memahami dan menanggulangi
masalah-masalah sosial tersebut, serta mengarahkan bagaimana bentuk masyarakat
yang diharapkan di kemudian hari. Seperti perkembangan kehidupan politik
(revolusi Prancis sejak tahun 1789 menjadi cikal bakal perkembangan teori
sosiologi di Prancis. Demikian pula, pertumbuhan kapitalisme di Inggris telah
memacu munculnya pemikiran-pemikiran baru di bidang sosial.
sumber: Pristality
0 komentar:
Posting Komentar