HERBERT SPENCER Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran
Herbert Spencer adalah seorang filsuf, sosiolog pengikut aliran
sosiologi organis, dan ilmuwan pada era Victorian yang juga mempunyai kemampuan
di bidang mesin. Pemuda Spencer pada usia 17 tahun diterima kerja di bagian
mesin untuk perusahaan kereta api London dan Birmingham. Kariernya bagus
sehingga dipercaya sebagai wakil kepala bagian mesin. Setelah beberapa waktu
lamanya bekerja di perusahaan kereta api, kemudian pindah pekerjaan menjadi
redaktur majalah The Economist yang saat itu terkenal.
Spencer mempunyai sebuah kemampuan yang luar biasa dalam hal mekanik.
Hal ini akan ikut serta mewarnai seluruh imajinasinya tentang biologi dan
sosial di masa yang akan datang. Spencer adalah seorang pembaca yang luar
biasa, kolektor yang tekun mengumpulkan fakta-fakta mengenai masyarakat di
manapun di dunia ini, dan penulis yang produktif. Ia mengembangkan sistem
filsafat dengan aspek-aspek utiliter dan evolusioner. Spencer membangun
utiliterisme jeremy Bentham. Spencerlah yang menggunakan istilah Survival of the
Fittest pertama kali dalam karyanya Social Static (1850) yang kemudian
dipopulerkan oleh Charles Darwin. Spencer selain menerbitkan buku lepas, juga
menerbitkan buku dan artikel berseri. Beberapa diantaranya adalah Programme of
a System of Synthetic Philosophy (1862-1896) yang meliputi biologi, psikologi,
dan etika.
Spencer mempopulerkan konsep ‘yang kuatlah yang akan menang’ (Survival
of the fittest) terhadap masyarakat. Pandangan Spencer ini kemudian dikenal
sebagai ‘Darwinisme sosial’ dan banyak dianut oleh golongan kaya (Paul B Horton
dan Chester L. Hunt, Jilid 2 1989: 208).
Terbitnya buku Principles of Sociology karya Herbert Spencer yang
berisi pengembangan suatu sistematika penelitian masyarakat telah menjadikan
sosiologi menjadi populer di masyarakat dan berkembang pesat. Sosiologi
berkembang pesat pada abad 20, terutama di Perancis, Jerman, dan Amerika
Pandangan Herbert Spencer tentang Sosiologi
Spencer adalah orang yang pertama kali menulis tentang masyarakat atas
dasar data empiris yang konkret. Tindakan ini kemudian diikuti oleh para
sosiolog sesudahnya, baik secara sadar atau tidak sadar.
Spencer memperkenalkan pendekatan baru sosiologi yaitu merekonsiliasi
antara ilmu pengetahuan dengan agama dalam bukunya First Prinsciple. Dalam
bukunya ini Spencer membedakan fenomena tersebut dalam 2 fenomena yaitu
fenomena yang dapat diketahui dan fenomena yang tidak dapat diketahui. Di sini
Spencer kemudian mencoba menjembatani antara ilham dengan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya Spencer memulai dengan 3 garis besar teorinya yang disebut
dengan tiga kebenaran universal, yaitu adanya materi yang tidak dapat dirusak,
adanya kesinambungan gerak, dan adanya tenaga dan kekuatan yang terus menerus.
Di samping tiga kebenaran universal tersebut di atas, menurut Spencer
ada 4 dalil yang berasal dari kebenaran universal, yaitu kesatuan hukum dan
kesinambungan, transformasi, bergerak sepanjang garis, dan ada sesuatu irama
dari gerakan.
Spencer lebih lanjut mengatakan bahwa harus ada hukum yang dapat
menguasai kombinasi antara faktor-faktor yang berbeda di dalam proses
evolusioner. Sedang sistem evolusi umum yang pokok menurut Spencer seperti yang
dikutip Siahaan, ada 4 yaitu ketidakstabilan yang homogen, berkembangnya faktor
yang berbeda-beda dalam ratio geometris, kecenderungan terhadap adanya
bagian-bagian yang berbeda-beda dan terpilah-pilah melalui bentuk-bentuk
pengelompokan atau segregasi, dan adanya batas final dari semua proses evolusi
di dalam suatu keseimbangan akhir.
Spencer memandang sosiologi sebagai suatu studi evolusi di dalam
bentuknya yang paling kompleks. Di dalam karyanya, Prinsip-prinsip Sosiologi,
Spencer membagi pandangan sosiologinya menjadi 3 bagian yaitu faktor-faktor
ekstrinsik asli, faktor intrinsik asli, faktor asal muasal seperti modifikasi
masyarakat, bahasa, pengetahuan, kebiasaan, hukum dan lembaga-lembaga.
Giddings pada tahun 1890 meringkas ajaran sistem sosial yang telah
disepakati oleh Spencer sendiri adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat adalah organisme atau superorganis yang hidup
berpencar-pencar.
2. Antara masyarakat dan badan-badan yang ada di sekitarnya ada suatu
equilibrasi tenaga agar kekuatannya seimbang.
3. Konflik menjadi suatu kegiatan masyarakat yang sudah lazim.
4. Rasa takut mati dalam perjuangan menjadi pangkal kontrol terhadap
agama.
5. Kebiasaan konflik kemudian diorganisir dan dipimpin oleh kontrol
politik dan agama menjadi militerisme.
6. Militerisme menggabungkan kelompok-kelompok sosial kecil menjadi
kelompok sosial lebih besar dan kelompok-kelompok tersebut memerlukan integrasi
sosial.
7. Kebiasaan berdamai dan rasa kegotongroyongan membentuk sifat,
tingkah laku serta organisasi sosial yang suka hidup tenteram dan penuh rasa
setia kawan.
Teori Herbert Spencer tenang Evolusi Masyarakat, Etika, dan Politik
Evolusi secara umum adalah serentetan perubahan kecil secara
pelan-pelan, kumulatif, terjadi dengan sendirinya, dan memerlukan waktu lama.
Sedang evolusi dalam masyarakat adalah serentetan perubahan yang terjadi karena
usaha-usaha masyarakat tersebut untuk menyesuaikan diri dengan keperluan,
keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
Perspektif evolusioner adalah perspektif teoretis paling awal dalam sosiologi.
Perspektif evolusioner pada umumnya berdasarkan pada karya August Comte
(1798-1857) dan Herbert Spencer (1820-1903).
Menurut Spencer, pribadi mempunyai kedudukan yang dominan terhadap
masyarakat. Secara generik perubahan alamiah di dalam diri manusia mempengaruhi
struktur masyarakat sekitarnya. Kumpulan pribadi dalam kelompok/masyarakat
merupakan faktor penentu bagi terjadinya proses kemasyarakatan yang pada
hakikatnya merupakan struktur sosial dalam menentukan kualifikasi.
Spencer menempatkan individu pada derajat otonomi tertentu dan
masyarakat sebagai benda material yang tunduk pada hukum umum/universal
evolusi. Masyarakat mempunyai hubungan fisik dengan lingkungan yang
mengakomodasi dalam bentuk tertentu dalam masyarakat.
Darwinisme sosial populer setelah Charles Darwin menerbitkan buku
Origin of Species (1859), 9 tahun setelah Spencer memperkenalkan teori evolusi
universalnya. Ia memandang evolusi sosial sebagai serangkaian tingkatan yang
harus dilalui oleh semua masyarakat yang bergerak dari tingkat yang sederhana
ke tingkat yang lebih rumit dan dari tingkat homogen ke tingkat heterogen.
Semua teori evolusioner menilai bahwa perubahan sosial memiliki arah
tetap yang dilalui oleh semua masyarakat. Perubahan sosial ditentukan dari
dalam (endogen). Evolusi terjadi pada tingkat organis, anorganis, dan
superorganis.
Evolusi pada sosiologi mempunyai arti optimis yaitu tumbuh menuju
keadaan yang sempurna, kemajuan, perbaikan, kemudahan untuk perbaikan hidupnya.
Pandangan-pandangan sosiologi Spencer sangat dipengaruhi oleh pesatnya kemajuan
ilmu biologi, terutama beberapa ahli biologi berikut ini dan pandangannya:
1. Pelajaran tentang sifat keturunan (descension) Lamarck (1909).
2. Teori seleksi dari Darwin (1859).
3. Teori tentang penemuan sel.
Membandingkan masyarakat dengan organisme, Spencer mengelaborasi ide
besarnya secara detil pada semua masyarakat sebelum dan sesudahnya. Spencer
menitikberatkan pada 3 kecenderungan perkembangan masyarakat dan organisme:
1. pertumbuhan dalam ukurannya,
2. meningkatnya kompleksitas struktur, dan
3. diferensiasi fungsi.
Teori tentang evolusi dapat dikategorikan ke dalam 3 kategori yaitu:
1. Unilinear theories of evolution.
2. Universal theory of evolution.
3. Multilined theories of evolution.
Spencer telah menggabungkan secara konsisten tentang etika, moral dan
pekerjaan, terutama dalam bukunya The Principles of Ethics (1897/1898). Isu
pokoknya adalah apakah etika dan politik menguntungkan atau merugikan
sosiologi. Idenya adalah untuk memperluas metodologi individunya dan
memfokuskan diri pada fernomena level makro berdasarkan pada fenomena individu
sebagai unit.
Karakteristik orang dalam asosiasi negara diperoleh dari yang melekat
pada tubuh, hukum, dan lingkungannya. Kedekatan individu adalah pada moral sosial
dan yang lebih jauh adalah ketuhanan. Oleh karena itu orang melihat moral
sebagai jalan hidup kebenaran yang hebat.
sumber: Pristality
0 komentar:
Posting Komentar